r u mine
cw // kissing, mentioning cheating (bukan di antara soobjun), mild nsfw, broken engrish
Soobin bisa merasakan pahit alkohol yang Yeonjun konsumsi ketika Yeonjun memberikannya ciuman dengan mulut yang terbuka. Bibirnya memagut rakus seperti ingin menelan Soobin secara utuh. Lidahnya menjulur menggoda milik Soobin dan membawa ciuman itu ke tingkatan yang lebih panas.
Soobin bergerak pasif dalam ciuman itu membiarkan Yeonjun yang sedang berada di bawah kontrol alkohol untuk melakukan apa saja padanya. Hanya tangannya yang terulur berusaha membuat Yeonjun yang berada di atas pangkuannya untuk tidak terlau banyak bergerak.
Yeonjun melepaskan pagutannya pada bibir Soobin dengan wajah merah padam. Kedua tangannya berusaha melepas hoodie yang menyembunyikan hampir seluruh permukaan kulit tubuh bagian atas Soobin dengan tidak sabar. Soobin membantunya dengan mengangkat kedua tangannya ke atas.
Yeonjun tersenyum puas melihat Soobin dibawahnya yang hanya mengenakan celana tidurnya. Pinggangnya bergerak menggesek tubuh bagian bawah Soobin yang mulai mengeras, terangsang dengan apa yang Yeonjun lakukan.
Soobin menghela napasnya pelan sebelum mencengkram erat pinggang Yeonjun hingga laki-laki itu tidak dapat bergerak sedikit pun di atas pangkuannya.
“Bukannya hari ini jadwalnya kamu pacaran di rumahnya Kim, ya? Kenapa balik lagi?” Soobin bertanya pelan sambil melepaskan sebelah cengkraman tangannya dan bergerak mengusap-usap pelan helaian rambut Yeonjun.
Yeonjun menggeleng pelan dengan bibir yang mencebik kesal. “You were right, Kim is an asshole. I saw him kiss a girl in his room so I came back. And here I am now, drunk, sad and horny.”
Yeonjun menundukan kepalanya, memberikan ciuman disekitar leher dan telinga Soobin. Tangannya bergerak mengusap garis-garis otot yang terbentuk samar karena dengar-dengan Soobin sedang memulai program olahraga.
“Soobin, fuck me until I can't even remember who the fuck is Kim, until I can't remember my name...”
Yeonjun dengan perlahan membawa dirinya untuk berlutut di depan Soobin yang kini membuka kedua kakinya lebar-lebar. Wajahnya mendekat lalu menggesek bagian depan celana Soobin yang menggembung dengan hidungnya.
”...please?”
Soobin menarik helai rambut bagian belakang Yeonjun hingga kepalanya mendongak menatap Soobin yang terlihat lelah. Soobin menunduk untuk mencium Yeonjun. Namun segera melepaskan ciuman itu setelah dirasa Yeonjun mulai terbawa dengan alur permainan bibirnya.
“Yeonjun, jangan begini.” Soobin berujar datar dengan cengkraman pada helai rambut Yeonjun yang sedikit menguat, hingga rasanya ada beberapa helai rambut Yeonjun yang tercabut karenanya.
“You can't come to me, ask me to fuck the sadness out of your brain then leave like nothing ever happen between us. Kamu pernah nggak mikir perasaan aku gimana?”
Yeonjun mengernyit menahan sakit ketika Soobin semakin kencang menarik helaian rambutnya. But somehow the pain excite something between his legs.
“Nggak ada teman yang tiba-tiba datang terus minta dicium kaya kamu gini, Yeonjun.”
Cengkraman Soobin pada rambutnya berubah menjadi usapan lembut pada kepalanya. Nyaman sekali hingga mungkin jika tidak dalam keadaan seperti ini Yeonjun akan tertidur pulas.
“Aku capek jadi temanmu, Jun.”
Kalimat itu mengalun begitu lirih hingga terdengar seperti bisikan di telinga Yeonjun. Lidahnya kelu entah karena efek alkohol atau karena situasi yang menurutnya cukup membingungkan seperti saat ini.
“I don't wanna be your friend, I wanna kiss your lips...” Soobin membawa tubuhnya merendah untuk kembali memagut dalam kedua belah bibir Yeonjun yang terdiam kaku. “I wanna be yours...”
Yeonjun memeluk leher Soobin dan memperdalam pagutannya. Membiarkan dirinya terbuai dengan ciuman panas dan berantakan milik Soobin yang selalu menjadi favoritnya.
Lagi-lagi Soobin melepaskan tautan bibir itu sebelum Yeonjun terbuai lebih jauh. Jemarinya yang panjang terulur untuk mengusap sisa liur yang tersisa disekitar bibir Yeonjun.
“Tell me, Yeonjun. Are you mine?”